Minggu, 28 Desember 2008

Hasil Munas VIII

Ka Kwarnas Sampaikan Hasil Munas VIII Gerakan Pramuka Kepada Presiden selaku Ka Mabinas



Dari Pramuka Online, Jakarta.


Usai terpilih secara aklamasi pada Munas VIII Gerakan Pramuka di Pandansari, komplek Lemdikanas TRW Cibubur, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH menyampaikan hasil MUNAS VIII Gerakan Pramuka Tahun 2008 kepada Presiden RI selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, Susilo Bambang Yudhoyono, (18/12) di Istana Negara, sebagai berikut:


1. Dasar penyelenggaraan Munas 2008 adalah Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2003, Nomor: 12/Munas/2003 tentang Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2008.
2. Motto Munas adalah �Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan� dengan tema �Revitalisasi Gerakan Pramuka Mewujudkan Kaum Muda Mandiri dan Cinta Tanah Air�.
3. Tempat Munas di Kompleks Lemdikanas Taman Rekreasi Wiladatika (TRW) Jakarta pada tanggal 15 s/d 18 Nopember 2008.
4. Peserta Munas berasal dari 33 Kwarda seluruh Indonesia dan Kwarnas dengan total jumlah sebanyak 332 orang dengan rincian 259 orang peserta, dan 73 orang peninjau.
5. Hasil-hasil Munas adalah sebagai berikut:
a. Penyempurnaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, yang sesuai dengan Revitalisasi, lebih menekankan pada peningkatan satuan organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, baik untuk anggota muda maupun anggota dewasa
b. Pengesahan Rencana Strategis tahun 2009-2014, yang untuk lima tahun kedepan lebih ditekankan pada pelaksanaan fungsi pokok Gerakan Pramuka sebagai Lembaga Pendidikan Kader Bangsa.
c. Pemilihan Ketua Kwarnas, yang untuk masa bakti 2008-2013, terpilih kembali secara aklamasi Ketua Kwarnas yang lama.
d. Ditetapkannya penyelenggaraan temu giat berskala Nasional yakni:
� Perkemahan Putri tahun 2009 di Sultra (Kwarcab Bau-Bau),
� Perkemahan Budaya tahun 2009 di Jawa Timur (Kab Pacitan),
� Perkemahan Wirakarya tahun 2010 di Nanggroe Aceh Darussalam,
� Jambore Nasional 2011 di Sumatera Selatan (OKI),
� Lomba Regu Pramuka Penggalang Tingkat Nasional Tahun 2012 (LT.V-2012) di Jakarta, dan
� Raimuna Nasional tahun 2012 di Papua atau Jakarta, serta
� Munas Gerakan Pramuka IX tahun 2013 di NTT
e. Ditetapkannya prioritas temu giat berskala internasional yang akan diikuti yakni Jambore Asia Pasifik tahun 2009 di Philipina, Jambore ASEAN tahun 2010 di Malaysia, dan Jambore Dunia tahun 2011 Norwegia.
f. Lebih memantapkan organisasi dan program ASEAN Scout Association, yang kelahirannya dikembangkan dari gagasan Bapak Presiden.
g. Diterimanya Saka Wira Kartika sebagai bagian dari Satuan Karya Gerakan Pramuka.
h. Penetapkan Kwarda Tergiat masa bakti 2003-2008 yang dinilai berdasarkan peningkatan kinerja, yaitu sebagai berikut:
a. Wilayah I.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Riau sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumatera Utara sebagai Kwarda Tergiat II
b. Wilayah II.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat sebagai Kwarda Tergiat II
c. Wilayah III.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Timur sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Barat sebagai Kwarda Tergiat II
d. Wilayah IV.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Tengah sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Barat sebagai Kwarda Tergiat II
e. Wilayah V.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Selatan sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Tenggara sebagai Kwarda Tergiat II
f. Wilayah VI.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Papua Barat sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Maluku sebagai Kwarda Tergiat II


i. Pemberian Penghargaan Lencana Tunas Kencana kepada 4 (empat) tokoh Gerakan Pramuka yaitu:
1) Kak H. Soedirman (Alm), Waka Kwarnas 1973-1978
2) Kak H. Koesno Utomo (Alm), Ka Kwarnari/Sesjen Kwarnas 1973-1978
3) Kak Ki SS. Brotokusumo (Alm), Pelatih Pembina Pramuka
4) Kak Hj. Nyi Moedjono Probopranowo, SH, Annas Gerakan Pramuka
j. Dalam Munas Gerakan Pramuka tahun 2008, telah menetapkan pemberian penghargaan tertinggi berupa Lencana Tunas kencana kepada:
1) Prof. Dr. Koesnadi Hardjasumantri, SH, ML (Alm),
2) Letjen TNI (Purn) H. Himawan Soetanto S.Sos, MM, M.Hum,
3) Letjen TNI (Purn) Rivai Harahap,
4) Mayjen TNI (Purn) Edi Mochamad Achir (Alm),
5) Laksamana Pertama (Purn) Soendoro Syamsuri (Alm),
6) Prof. Dr. Washington Pandapatan Napitupulu,
7) Brigjen Polisi (Purn) Dra Paula Bataona Renyaan (Alm)


Lencana Tunas Kencana adalah Tanda Penghargaan tertinggi Gerakan Pramuka yang pernah diberikan kepada tokoh-tokoh Gerakan Pramuka, diantaranya kepada Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Presiden RI Pertama, Soekarno dan Presiden Soeharto yang telah berjasa dalam memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan yang amat besar artinya bagi perkembangan Gerakan Pramuka.


6. Diharapkan dengan pelbagai hasil Munas 2008, Gerakan Pramuka ke depan dapat memperoleh legitimasi sebagai lembaga pendidikan non formal kaum muda yang terakreditasi di Indonesia, sehingga Gerakan Pramuka dapat berfungsi sebagai lembaga pendidikan moral yang melahirkan calon pemimpin patriot pembangunan dan perekat bangsa dengan semangat bela negara

Satuan Karya Pramuka ( Saka)

I. SATUAN KARYA PRAMUKA BAHARI

Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam.

Tujuan dibentuknya Saka Bahari adalah untuk membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar :

• Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di bidang kebaharian, yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.
• Memiliki rasa cinta kepada laut dan perairan dalam berikut seluruh isinya pada khusunya dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia pada umumnya.
• Memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan hidup, terutama menyangkut kebaharian.

• Mampu menyelenggarakan proyek-proyek kegiatan di bidang kebaharian secara positif berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan minat dan bakatnya serta bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka Bahari adalah :
• Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
• Pramuka Penggalang Terap.
• Pemuda berusia 14-25 tahun, dengan syarat khusus

Syarat menjadi Anggota Saka Bahari :
• Mendapat izin dari orang tua/wali dan pembina Gugusdepan
• Berusia antara 14-25 tahun
• Sehat jasmani dan rokhani
• Berminat dan bersedia untuk berberan aktif dalam segala kegiatan Saka Bahari

Saka Bahari meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
• Krida Sumberdaya Bahari
• Krida Jasa Bahari
• Krida Wisata Bahari
• Krida Reksa Bahari

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bahari adalah :
• Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan, pengalaman dan kecakapannya untuk ikut berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional, khususnya di bidang kebaharian.

• Merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kebaharian.



II. SATUAN KARYA PRAMUKA DIRGANTARA

Satuan Karya Pramuka (Saka) Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional.

Tujuan dibentuknya Saka Dirgantara adalah untuk memberikan suatu wadah kegiatan dan latihan di bidang kedirgantaraan bagi anggota Gerakan Pramuka melalui kegiatan nyata dan praktis di bidang kedirgantaraan yang berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat, bangsa dan negara.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Yang dapat menjadi anggota Saka Dirgantara adalah :
• Pramuka penggalang, usia 14 tahun ke atas, yang sudah mencapai tingkat Penggalang Terap.
• Pemuda berusia 16-25 tahun, dengan syarat khusus
• Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

Saka Dirgantara meliputi 3 (tiga) krida, yaitu :
• Krida Olahraga Dirgantara
• Krida Pengetahuan Dirgantara
• Krida Jasa Kedirgantaraan

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Dirgantara adalah :
• Memiliki Kecakapan dan keterampilan serta sikap dan usaha tertentu di bidang kedirgantaraan.
• Memiliki rasa bangga memperoleh TKK yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
• Memperoleh kecakapan khusus yang diakui oleh instansi pemerintah maupun swasta serta masyarakat sehingga bermanfaat secara nyata untuk dapat memperoleh pekerjaan.
• Mampu menimbulkan rasa cinta Dirgantara di kalangan Pramuka, Pemuda dan masyarakat.



III. SATUAN KARYA PRAMUKA BHAYANGKARA

Satuan Karya Pramuka (Saka) Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional.

Tujuan dibentuknya Saka Wanabakti adalah untuk mewujudkan kader-kader bangsa yang ikut serta bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat melalui pendidikan kebyayangkaraan di dalam Gerakan Pramuka.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka Bhayangkara terdiri atas :
i) Peserta didik :
(a) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
(b) Pramuka Penggalang yang berminat di bidang Kebhayangkaraan dan memenuhi syarat tertentu.
Anggota dewasa :
• Pembina Pramuka sebagai Pamong Saka Instruktur Saka Bhayangkara
Pimpinan Saka Bhayangkara

Pemuda yang berusia 14-25 tahun bukan anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi calon Saka Bhayangkara, dengan ketentuan satu bulan setelah terdaftar sebagai calon anggota Saka Bhayangkara, telah menjadi anggota salah satu Gugusdepan terdekat.

Syarat menjadi Anggota Saka Bhayangkara :
• Menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Saka Bhayangkara, secara sukarela dan tertulis.
• Bagi pemuda calon anggota Gerakan Pramuka, telah mendapat ijin dari orang tuanya/walinya, dan bersedia menjadi anggota gugusdepan Pramuka setempat/terdekat.
• Bagi Pramuka Penegak, Pandega, dan Penggalang diharapkan menyerahkan izin tertulis dari pembina satuan dan pembina gugusdepannya, dan tetap menjadi anggota gugusdepan asalnya.
• Bagi Pramuka Penggalang telah memenuhi syarat kecakapan umum tingkat Penggalang terap.
• Bagi Pamong Saka Bhayangkara sedikitnya telah mengikuti Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar.
• Bagi instruktur Saka Bhayangkara bersedia secara sukarela memberikan pengetahuan, keterampilan dan kecakapan dibidang kebhayangkaraan kepada anggota Saka Bhayangkara.
• Sehat jasmani dan rohani serta dengan sukarela sanggup mentaati segala ketentuan yang berlaku.

Saka Bhayangkara meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
• Krida Ketertiban Masyarakat
• Krida Lalu Lintas
• Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
• Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP)

Hasil yang diharapkan dibentuknya Saka Bhayangkara adalah agar para anggota Gerakan Pramuka :
• Memiliki pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan keterampilan serta pengalaman dalam bidang kebhayangkaraan.
• Memiliki sikap hidup yang tertib dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan hokum dan norma social yang berlaku dalam masyarakat
• Memiliki sikap, kebiasaan dan perilaku yang tangguh sehingga mampu mencegah, menangkal serta menanggulangi timbulnya setiap kejadian kamtibmas.
• Memiliki kepekaan dan kewaspadaan serta daya tanggap dan penyesuaian terhadap setiap perubahan dan dinamika social di lingkungannya.
• Mamou memberikan latihan tentang pengetahuan kamtibmas kepada para anggota Gerakan Pramuka di Gugusdepannya.
• Mampu menyelenggarakan pengamanan lingkungan serta secara swakarsa, swadaya dan swasembada, serta secara nyata yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat lingkungannya.
• Mampu melakukan tindakan pertama terhadap kasus kejahatan tertangkap tangan yang terjadi di lingkungannya untuk kemudian segera menyerahkan kepada Polri.
• Mampu membantu Polri dalam pengamanan TKP dan melaporkan kejadian tersebut serta bersedia menjadi saksi.




IV. SATUAN KARYA PRAMUKA TARUNABUMI

Satuan Karya Pramuka (Saka) Tarunabumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian.

Tujuan dibentuknya Saka Tarunabumi adalah untuk mewujudkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional di bidang pertanian dengan menyediakan wadah pendidikan luar sekolah di bidang pertanian kepada para Pramuka terutama Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega serta kepada pemuda calon anggota Pramuka dan para peminat yang memenuhi persayaratan.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka Tarunabumi adalah :
• Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
• Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka dan Mabi Saka
• Pemuda calon anggota Gerakan Pramuka yang berusia 16-25 tahun.

Syarat menjadi Anggota Saka Tarunabumi :
• Menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Saka Tarunabumi secara suka rela
• Bagi Pemuda yang belum menjadi anggota Gerakan Pramuka harus dengan sepengetahuan orang tua/walinya, dan bersedia menjadi anggota Gugusdepan Pramuka terdekat.
• Bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berusia 16-25 tahun diharapkan menyerahkan izin tertulis dari Pembina Satuan dan Pembina Gugusdepan dan tetap menjadi anggota Gugusdepan.
• Bagi Pamong Saka mendapat persetujuan dari Pembina Gugusdepan dan telah mengikuti sedikitnya Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
• Bagi Instruktur Saka, memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan di bidang Pertanian serta bersedia memberikan ilmunya kepada anggota Saka.
• Sehat jasmani dan rohani serta dengan suka rela sanggup mentaati segala ketentuan yang berlaku di dalam Saka Tarunabumi.
• Pamong Saka dan Instruktur Saka tetap diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir cabang yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.
Bagi Pimpinan Saka dan Mabi Saka, bersedia memberikan bantuan yang bersifat moril, organisatoris, materiil dan finansiil kepada Saka serta sekurang-kurangnya telah mengikuti Kursus Orientasi Kepramukaan.
Pimpinan Saka dan Mabi Saka diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.

Saka Tarunabumi meliputi 5 (lima) krida, yaitu :
• Krida Pertanian dan Tanaman Pangan
• Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
• Krida Perikanan
• Krida Peternakan
• Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.

Sasaran kegiatan Saka Tarunabumi adalah agar para Pramuka Saka tarunabumi:
• Memiliki rasa cinta akan alam pertanian dan rasa tanggungjawab akan kelangsungan jalannya pembangunan nasional.
• Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman kecakapan dan keterampilan di bidang pembangunan pertanian serta sikap yang tanggap akan perubahan-perubahan yang selalu terjadi dalam proses kegiatan pembangunan pertanian.
• Mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Saka Tarunabumi secara positip, berdayaguna dan berhasilguna, sesuai dengan bakat dan minatnya di bidang pertanian, sehingga berguna bagi pribadinya, keluarganya, masyarakat bangsa dan negara.
• Mampu menyebarluaskan pengetahuan, pengalaman, kecakapan dan keterampilannya, yang didapat dalam kegiatan Saka kepada anggota Gerakan Pramuka di Gugusdepan masing-masing serta kepada pemuda lainnya yang berada di sekitar tempat tinggalnya.



V. SATUAN KARYA PRAMUKA BAKTI HUSADA

Satuan Karya Pramuka (Saka) Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional.

Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Yang dapat menjadi anggota Saka Bakti Husada adalah :
• Pramuka penggalang, usia 14 tahun ke atas, yang sudah mencapai tingkat Penggalang Terap.
• Pemuda berusia 16-23 tahun, dengan syarat khusus
• Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
• Pamong Saka dan Instruktur tetap.

Saka Bakti Husada meliputi 5 (lima) krida, yaitu :
• Krida Bina Lingkungan Sehat
• Krida Bina Keluarga Sehat
• Krida Penanggulangan Penyakit
• Krida Bina Gizi
• Krida Bina Obat.

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bakti Husada adalah :
i) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman di bidang Kesehatan
ii) Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat, khususnya mengenai :
(a) kesehatan lingkungan
(b) kesehatan keluarga
(c) penanggulangan berbagai penyakit dan penyuluhan gizi
(d) manfaat dan bahaya obat.
iii) Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para Pramuka di gugusdepan.
iv) Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di lingkungannya
v) Memiliki sikap dan perilaku hidup sehat yang lebih mantap.



VI. SATUAN KARYA PRAMUKA WANABAKTI

Satuan Karya Pramuka (Saka) Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Tujuan dibentuknya Saka Wanabakti adalah untuk memberi wadah pendidikan di bidang kehutanan kepada anggota Gerakan Pramuka, terutama Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega agar mereka dapat membantu membina dan mengembangkan kegiatan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, melaksanakan secara nyata, produktif dan berguna bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega sebagai baktinya terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka Wanabakti adalah :
• Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
• Pembina Pramuka sebagai Pamong Saka dan instruktur tetap
• Pemuda calon anggota Gerakan Pramuka yang berusia 16-25 tahun.


Syarat menjadi Anggota Saka Wana Bakti :
• Membuat pernyataan tertulis secara sukarela untuk menjadi anggota Saka Wanabakti.
• Untuk calon anggota Gerakan Pramuka dan Pramuka Penegak serta Pramuka Pandega, mendapat izin tertulis dari orang tua/wali, pembina Satuan dan Pembina Gugusdepan.
• Untuk Pamong Saka mendapat persetujuan dari Pembina Gugusdepannya dan telah mengikuti Kursus Pembina Pramuka tingkat Dasar.
• Instruktur tetap memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan di bidang Saka Wanabakti.
• Pamong Saka dan Instruktur tetap, diangkat oleh Kwartir Cabang.
• Sehat jasmani dan rohani
• Sanggup mentaati semua peraturan yang berlaku.

Saka Wanabakti meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
• Krida Tata Wana
• Krida Reksa Wana
• Krida Bina Wana
• Krida Guna Wana.

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Wanabakti adalah agar para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega :
• Memiliki rasa cinta dan tanggungjawab terhadap hutan dengan segala isi dan kekayaan yang terkandung didalamnya, serta kesadaran untuk memelihara dan melestarikannya.
• Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di bidang kehutanan yang dapat mengembangkan pribadinya.
• Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi segala tantangan hidup dalam hutan dengan tetap memperhatikan keamanan dan kelestarian hidup.
• Memiliki disiplin dan tanggungjawab yang lebih mantap untuk memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
• mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Saka Wanabakti secara positif, berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga berguna bagi pribadinya, masyarakat bangsa dan negara.
• Mampu menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan kecakapannya kepada Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang serta anggota lainnya.



VII. SATUAN KARYA PRAMUKA KELUARGA BERENCANA

Satuan Karya Pramuka (Saka) Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.

Tujuan dibentuknya Saka Wanabakti adalah untuk membina anggota Gerakan Pramuka agar dapat menjadi tenaga kader pembangunan dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan guna memantapkan pelembagaan NKKBS sebagai cara yang layak dan bertanggungjawab dari seluruh keluarga dan masyarakat Indonesia.

Anggota Saka Kencana adalah :
• Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
• Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka dan Mabi Saka
• Pemuda calon anggota Gerakan Pramuka yang berusia 16-25 tahun.

Syarat menjadi Anggota Saka Kencana :
• Menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Saka Kencana secara suka rela
• Bagi Pemuda yang belum menjadi anggota Gerakan Pramuka harus dengan sepengetahuan orang tua/walinya, dan bersedia menjadi anggota Gugusdepan Pramuka terdekat.
• Bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berusia 16-25 tahun diharapkan menyerahkan izin tertulis dari Pembina Satuan dan Pembina Gugusdepan dan tetap menjadi anggota Gugusdepan.
• Bagi Pamong Saka mendapat persetujuan dari Pembina Gugusdepan dan telah mengikuti sedikitnya Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
• Bagi Instruktur Saka, memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera serta bersedia memberikan ilmunya kepada anggota Saka.
• Sehat jasmani dan rohani serta dengan suka rela sanggup mentaati segala ketentuan yang berlaku di dalam Saka Kencana.
• Pamong Saka dan Instruktur Saka tetap diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir cabang yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.
• Bagi Pimpinan Saka dan Mabi Saka, bersedia memberikan bantuan yang bersifat moril, organisatoris, materiil dan finansiil kepada Saka serta sekurang-kurangnya telah mengikuti Kursus Orientasi Kepramukaan.
• Pimpinan Saka dan Mabi Saka diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.

Saka Kencana meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
• Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
• Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
• Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
• Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Kencana adalah agar para Pramuka :
 Memiliki pengetahuan, pengertian, keterampilan dan pengalaman dalam memasyarakatkan NKKBS terhadap anggota Pramuka dan Keluarga Indonesia.
 Mampu dan mau menyebarluaskan kepada masyarakat tentang informasi dan pengetahuan tentang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Kependudukan serta kaitannya dengan Pembangunan sektor lain.
 Mampu memberikan latihan dan peranserta dalam mendukung kegiatan Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan kependudukan kepada para Pramuka di Gugusdepannya.
 Memiliki sikap yang rasional serta bertanggungjawab dalam mewujudkan kesadaran dan kepedulian keluarga sebagai pemrakarsa dan pelaksana pembangunan bangsa.
 Menumbuh kembangkan minat terhadap Saka Kencana di setiap Gugusdepan dan pembentukan Saka Kencana di setiap Kwartir Ranting di seluruh wilayah Republik Indonesia yang semakin maju dan mandiri.

Pendidikan dan Kegiatan Gerakan Pramuka

I. PRAMUKA SIAGA

1. Pesta Siaga adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam dan/atau gabungan dari bentuk:
2. Permainan Bersama, adalah kegiatan keterampilan kepramukaan untuk golongan Pramuka Siaga, seperti menyusun puzzle, mencari jejak, permainan kim dan sejenisnya.
3. Pameran Siaga, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Siaga.
4. Pasar Siaga (Bazar), adalah simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga sebagai pedagang, sedangkan pembelinya masyarakat umum.
5. Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu yang pada akhir kegiatan Pramuka Siaga harus menceritakan pengalamannya, dalam bentuk lisan maupun tulisan.
6. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Siaga.
7. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka Siaga.
8. Perkemahan Satu Hari (Persari), adalah perkemahan bagi Pramuka Siaga yang dilaksanakan pada siang hari.


II. PRAMUKA PENGGALANG

1. Jambore, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang di diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting (tingkat kecamatan), Jambore Cabang tingkat kota/kabupaten), Jambore Daerah (tingkat provinsi), Jambore Nasional (tingkat nasional).
2. Lomba Tingkat, adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugusdepan (LT-I), ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V).
3. Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinru apabila dipandang perlu.
4. Penjelajahan (Wide Game), adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak (orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya.
5. Latihan Bersama, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugusdepan yang berada dalam datu kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk saling tukar menukar pengalaman. Latihan gabungan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk lomba, seperti baris-berbaris, PPPK, senam pramuka dan sejenisnya.
6. Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan. Perkemahan diselenggarakan dalam bentuk Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jum'at Saptu Minggu), perkemahan liburan dan sejenisnya.
7. Gelar (Demonstrasi) Kegiatan Penggalang, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk keterampilan di hadapan masyarakat umum, seperti baris-berbaris, PPPK, gerak dan lagu, membuat konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali (pioneering), dan sejenisnya.
8. Pameran, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Penggalang kepada masyarakat.
9. Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu, seperti museum, industri, tempat bersejarah, dan sejenisnya.
10. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Penggalang.
11. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka Penggalang.


III. PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

1. Raimuna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
2. Gladian Pimpinan Satuan (GPS), adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.
3. Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum'at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
4. Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
5. Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
6. Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.
7. Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
8. Latihan Pengembangan Kepemimpinan ( LPK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
9. Kursus Pengelola Dewan Kerja (KPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.
10. Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.
11. Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
12. Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
13. Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.


IV. SEMUA GOLONGAN

1. Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional.





VI. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ANGGOTA DEWASA

Pendidikan dan Pelatihan Anggota Dewasa terdiri atas:
1. Orientasi Kepramukaan
2. Kursus Pembina Pramuka Mahir
3. Kursus Pelatih Pembina Pramuka
4. Kursus Pembina Gugusdepan
5. Kursus Instruktur Satuan Karya Pramuka
6. Kursus Pamong Satuan Karya Pramuka
7. Kursus Pimpinan Satuan Karya Pramuka
8. Kursus Pembina Profesional
9. Kursus Majelis Pembimbing
10. Kursus Andalan
11. Kursus Keterampilan


VII. PERTEMUAN ANGGOTA DEWASA

Pertemuan terdiri atas:

1. Karang Pamitran
1.1. Tujuan: untuk membina dan meningkatkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan serta memperat hubungan persaudaraan antar Pembina Pramuka sehingga mampu mengingkatkan mutu kepramukaan di Gugusdepan.
1.2. Peserta Karang Pamitran adalah para Pembina Pamuka yang aktif membina di Gugusdepan.
1.3. Karang Pamitran dilaksanakan selama 5–7 hari dalam perkemahan di alam terbuka.

2. Gelang Ajar
2.1. Tujuan: meningkatkan pengetahuan, keterampilan melalui proses berbagi (saling memberi dan menerima) hal-hal yang bermanfaat bagi pembinaan Pramuka dalam suasana kekeluargaan dan persaudaraaan yang kental.
2.2. Peserta Gelang Ajar adalah Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka.
2.3. Waktu dan lamanya pelaksanaan Gelang Ajar sesuai kebutuhan atau sesuai kesepakatan.

3. Pitaran Pelatih
3.1. Tujuan: meningkatkan motivasi, pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas kepelatihannya.
3.2. Peserta Pitaran Pelatih adalah para pelatih lulusan KPD dan KPL atau sederajat.
3.3. Waktu dan lamanya pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhannya.

Lambang Gerakan Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka


Lampiran Keputusan kwartir nasional Gerakan Pramuka nomor : 006/kn/72 tahun 1972 Tentang lambang gerakan pramuka

I. Gambar Silhouette tunas kelapa, lambang Gerakan Pramuka




II. Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka.

1. Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
2. Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
4. Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus jakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.
6. Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

SISTEM PENDIDIKAN PRAMUKA

SISTEM PENDIDIKAN PRAMUKA


A. Pengertian Pramuka

Pramuka seperti yang kita ketahui adalah singkatan dari ‘Praja Muda Karana’ yang artinya anak muda yang berkarya. Didalam AD/ART Gerakan Pramuka dikatakan bahwa Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan Praja Muda Karana yang bergerak dalam bidang pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa. Jadi gerakan Pramuka adalah sebuah wadah pendidikan bagi kaum muda dimana didalamnya juga terlibat orang-orang dewasa.

Sesuai dengan idiologi Negara Indonesia maka Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila. Dengan Pancasila sebagai asas Pramuka maka organisasi ini tidak mengikat pada golongan tertentu. Ia menjadi simbiosis mutualisme dalam menyatukan perbedaan baik dari segi suku, ras maupun agama bahkan bangsa dan Negara.

Pada hakikatnya Kepramukaan adalah sebuah proses pendidikan yang dikemas dengan menarik dan inovatif, dilaksanakan diluar sekolah dan keluarga (dialam terbuka) serta menggunakan prinsip dasar dan metode seperti yang telah diatur dalam AD/ART Pramuka.

B. Sifat Gerakan Pramuka

Pada Konferensi Kepramukaan sedunia yang dilaksanakan pada tahun 1924 di kopenhagen, Denmark keluar sebuah resolusi yang menjadi kesepakatan bersama bahwa Pramuka mempunyai tiga sifat atau ciri khas yaitu :

Nasional,
Pramuka bersifat nasional artinya organisasi yang menyelanggarakan kegiatan pramuka yang diadakan dalam sebuah Negara harus menyesuaikan pendidikannya dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Apabila kondisi Negara dalam peperangan juga tidak menutup kemungkinan pramuka digunakan sebagai penyemai bibit pembela Negara yang handal

Internasional,
Organisasi kepramukaan di Negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa. Dalam hal ini, seperti yang tertulis diatas, Pramuka menjadi sebuah simbiosis mutulaisme (kerjasama saling menguntungkan) dalam rangka membina persaudaraan dan kemanusiaan dimanapaun, kapanpun dan dengan siapapun.

Universal
Kepramukaan bersifat Universal artinya menyeluruh dan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan. Adapun berkaitan dengan metode pendidikannya, biasanya setiap Negara memiliki ciri khas tertentu sebagai pembeda yang disebabkan oleh penyesuaian dengan kareakteristik dan kebutuhan bangsa/Negara yang menyelenggarakannya.

C. Fungsi dan Tugas

Scout Movement atau di Negara kita disebut dengan Gerakan Pramuka memiliki fungsi sebagai :

1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

Kenapa Pramuka pamornya turun drastis ? salah satu penyebab hal ini karena sedikitnya Pembina-pembina Pramuka yang memiliki SDM yang kuat, terdidik, baik dan paham Pramuka. Pembina yang SDMnya lemah tidak mampu menjawab tantangan global hingga kegiatan-kegiatan Pramuka tidak berkembang mengiringi perkembangan jaman akhirnya Pramuka ketinggalan jaman dan menjadi kuno karena digilas era modern.

Para Pembina harus mampu memformat kegiatan-kegiatan Pramuka kedalam bentuk yang lebih menarik dan modern hingga anak-anak yang menjadi peserta didiknya memiliki keterikatan (keinginan kuat) untuk ikut serta dalam kegiatan yang dibuat pembinanya. Namun perlu digaris bawahi bahwa dalam membuat format kegiatan yang menarik ini tidak boleh keluar jalur dari kode kehormatan Pramuka itu sendiri.

2. Pengabdian bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa KePramukaan merupakan media pengabdian. Namun perlu kesepakatan tentang makna pengabdian didalam pramuka itu bagimana. Pengabdian bukanlah penderitaan. Pengabdian haruslah datang setelah pemenuhan kebutuhan sang pengabdi. Apakah bisa disebut pengabdian apabila seseorang berkecimpung didalam dunia kepramukaan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ini masalah komplek yang melanda dunia Pramuka di Indonesia. Banyak Pembina-pembina ynga berkecimpung didalam dunia Pramuka berada dalam kehidupan yang sungguh tidak layak disebut seorang Pembina. Oleh karena itu, sebagai salah satu solusi dari keadaan ini maka tidak bisa tidak Pramuka harus dikelola secara Profesional.

Untuk berangkat ketingkat pembinaan yang Profesional maka seorang Pembina harus memiliki kompetensi dasar sebagai seorang Pembina. Pembina haruslah seorang yang pantas dijadikan contoh teladan bagi peserta didiknya. Pembina haruslah cerdas sebab tak mungkin proses pencerdasan anak bangsa ini dilakukan oleh orang-oang yang bodoh dan tidak memiliki kemampuan intelek. Seorang Pembina juga harusnya seorang yang memiliki emosional yang cakap dan terpola sebab tugas membina bukan hanya tugas mencerdaskan otak tetapi sebagai wahana membina hubungan yang baik dan terarah kedalam sesuatu yang lebih baik. Hanya Pembina yang mampu mengusai dirinya yang akan mampu menguasai organisasinya.

Profesonalitas bagi seorang pembina Pramuka atau bagi siapapun setidaknya harus memiliki minimal tiga bidang. Pertama mampu membuat perencanaan, kedua mampu melaksanakan rencananya dan ketiga adalah memiliki kemampuan untuk proses evaluasi kegiatan. Bila seorang Pembina mampu melaksanakan hal ini maka ia boleh disebut professional dalam bidangnya.

Setelah memiliki kemampuan dasar diatas yang berupa kewajibannya barulah seorang Pembina bisa menuntut hak dari pekerjaannya. Setelah ia mendapatkan haknya maka disinilah akan timbul sebuah rasa pengabdian yang iklas sebab sang Pembina sudah melaksanakan kewajibannya dengan baik dan memperoleh haknya dengan layak agar hatinya terjaga.

Sudahkah dunia kepembinaan kita seperti itu ?

3. Alat bagi masyarakat dan organisasi

Alat apa yang dimaksud. Pramuka sebagai salah satu element bangsa adalah sebagai alat pendidikan bagi manusia Indonesia agar menjadi manusia yang utuh / paripurna.

Tujuan Pramuka bukanlah menjadi juara disetiap perlombaan melainkan mengajarkan akan pentingnya sebuah proses untuk mencapai hasil. Akan pentingnya pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu. Akan arti dibutuhkannya cinta dalam segala tindakan yang dilakukan. Akan arti pentinya berserah diri dalam setiap usaha yang kita lakukan dan akan pentinya pengembangan kemampuan pribadi terutama pengembangan pola fakir, karakter, sikap, dan pola berprilaku.

Dalam tahap ini tidaklah menjadi begitu penting akan arti prestasi dalam segala bidang sebab prestasi sebanarnya dari sebuah pendidikan adalah dimana setiap peserta didik mampu mengambil hikmah dari setiap kegiatan dan kejadian sekalipun itu sebuah kegagalan. Berangkat dari pola fakir ini peserta didik akan semakin berkembang dan dewasa seiring usinya yang bertambah. Pada saat usianya cukup maka peserta didik ini bisa hidup sesuai dengan dirinya sendiri. Ia produk dirinya sendiri bukan produk lingkungan. Ia bisa menciptakan sebuah keadaan bukan menjadi objek keadaan. Ia menjadi agen perubahan bukan menjadi orang yang dirubah tapi ia mampu menjadi dirinya sendiri.

Itulah Pramuka. Sebagai alat membina anak-anak menjadi dirinya sendiri dan membukakan gerbang pemahaman dan kematangan berfikir akan posisinya dan tugasnya dimasyarakat.


D. Golongan Pramuka

Dalam pendidikan Pramuka, peserta didik dibagi dalam segment usia. Peserta didik Pramuka mencakup semua umur yang dibagi dalam beberapa golongan dari usia terkecil hingga dewasa. Berikut adalah pembahasan singkat golongan-golongan tersebut.


1. Golongan Siaga

 Usia Pramuka golongan Siaga adalah 7 s.d 10 Tahun
 Warna dasar golongan Siaga Hijau yang melambangkan kesuburan
 Kode Kehormatan Siaga adalah Dwisatya dan Dwidarma
 Satuan terkecil Siaga dengan jumlah 10 anggota disebut Barung
 Satuan terbesar Siaga dengan jumlah 40 anggota disebut Perindukan
 Tingkatan Siaga terdiri atas Mula, Bantu, Tata
 Bentuk upacara siaga adalah Bentuk melingkar / lingkaran
 Panggilan Pembina Siaga disebut Bunda dan Yanda / Pak Cik dan Bu Cik.
 Hubungan antara Pembina dan peserta didiknya merupakan hubungan antara orang tua dan anaknya.
 Kegiatan Siaga lebih banyak dialokasikan untuk bermain yang bersifat menyenangkan namun mendidik.

2. Golongan Penggalang

 Usia Pramuka golongan Penggalang adalah 11 s.d 15 tahun
 Warna dasar Golongan Penggalang adalah warna Merah yang melambangkan keberanian
 Kode Kehormatan Penggalang adalah Trysatya dan Dasadarma
 Satuan terkecil Penggalang disebut Regu dengan jumlah anggota 10 orang
 Satuan terbesar Penggalang disebut Pasukan dengan jumlah anggota 40 orang
 Tingkatan Penggalang terdiri atas Ramu, Rakit dan Terap
 Bentuk upacara Penggalang adalah Angkare
 Pembina penggalang di Panggil Kakak. Hubungan antara peserta didik dengan Pembina harus diibaratkan bagai kakak dan adiknya yang selalu disayangi dan diayomi

3. Golonga Penegak

 Usia Pramuka Golongan Penegak adalah 16 s.d 20 tahun
 Warna dasar golongan Penegak adalah kuning yang melambangkan kejayaan
 Kode kehormatan bagi Penegak adalah Trysatya dan Dasadarma
 Satuan terkecil Penegak disebut Sangga dengan jumlah anggota 10 orang
 Satuan terbesar Penegak disebut Ambalan dengan jumlah anggota 40 orang
 Didalam Ambalan Penegak ada sebuah janji rahasia ambalan yang disebut Sandi Ambalan. Sandi ambalan ini merupakan intisari dari Dasadarma atau cirri khas Nilai yang diusung oleh ambalan tersebut
 Tingkatan Penegak terdiri atas Penegak Bantara (pengawal) dan Penegak Laksana (pelaksana)
 Bentuk upacara Penegak berbaris terbuka seperti upacara pada umumnya
 Pembina penegak dipanggil Kakak. Hubungan antara Pembina dan peserta didiknya harus ibarat antara kakak dan adik dalam tingkat yang lebih terbuka dan terkontrol.

4. Golongan Pandega

 Usia Pramuka Golongan Pandega adalah 21 s.d 25 tahun
 Warna dasar golongan Pandega adalah Coklat tua
 Kode kehormatan bagi Penegak adalah Trysatya dan Dasadarma
 Satuan terkecil Pandega disebut Reka dengan jumlah anggota 10 orang
 Satuan terbesar Pendega disebut Racana dengan jumlah anggota 40 orang
 Tingkatan Pandega hanya satu. Dalam tahap ini seorang Pandega disiapkan untuk menjadi Pembina
 Bentuk upacara Pandega berbaris terbuka seperti upacara pada umumnya
 Pembina Pandega dipanggil Kakak. Hubungan antara Pembina dan peserta didiknya harus ibarat sebuah persahabtan yang kental berdasarkan nilai yang benar dan baik.

5. Pramuka Dewasa

Yang termasuk dalam anggota Pramuka dewasa adalah semua Pramuka yang usianya diatas 25 tahun. Namun bila ditilik dari tingkat berfikir kita harus tahu bahwa usia tidaklah sepenuhnya menentukan kedewasaan seseorang. Bisa saja orang yang lebih muda lebih dewasa dibanding dengan yang lebih tua usianya dikarenakan pola fikirnya dan tingkat pemahaman dan sosialisasinya berbeda.







E. Prinsip dasar dan Metode Pembinaan

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.

Baden-Powell sebagai penemu pendidikan kepramukaan telah menyusun prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari.
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepramukaan.

Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan adalah sebagai berikut

1. Prinsip Dasar

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Prinsip tersebut adalah :

• Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menjadi manusia yang utuh berarti menjadi seorang yang didalam dirinya terdapat segala dimensi kehidupan terutama dimensi religius. Manusia yang utuh haruslah menusia yang beriman atau percaya tentang adanya Allah. Tidak cukup disitu saja, manusia yang beriman adalah ketika dia menyatakan keprcayaananya tersebut harus ditindak lanjuti dengan kemampuan dan kesadarannya melaksanakan segala perintah dan laranganNya. Dari sinilah kualitas keimanan dibentuk. Semakin tinggi iman semakin ia menjadi manusia yang bertakwa.

• Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.

Bahwa seorang pramuka haruslah menjadi seorang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan bangsa dan negaranya. Kondisi sekarang mencerminkan bahwa kita sekarang tidak lebih menjadi manusia konsumtif. Akan lain jika yang kita konsumsi berasal dari produk yang teruji dan baik serta tulus untuk perkembangan bangsa kita namun sungguh ironis bahwa setiap hal yang kita konsumsi dari segala segi kebanyakan berasal dari sebuah produsent yang memiliki niat merusak tatanan moral bangsa Indonesia.

Ketika terlepas dari model penjajahan kasat mata kita sekarang diterkam oleh penjajahan yang tak terlihat dan saking halusnya kita tidak menyadari bahwa sekarang Indonesia sudah menjadi sebuah bangsa yang terjajah. Lihatlah nilai-nilai yang dianut sebagian besar generasi muda kita. Kita jarang menemukan patriotisme dalam diri mereka karena meraka dibuai oleh budaya hedonis ala barat dan imperialis.

Nilai-nilai bangsa ketimuran dan keindonesiaan mulai hancur lebur dan terkubur bersama arus informasi dan globalisasi yang menggulung bangsa kita. Indonesia dipaksa memasuki era terbuka namun bersama sebuah generasi yang bobrok dan tidak tahu siapa jati dirinya.

Lihat Sumber daya alam kita yang kaya namun diekploitasi oleh bangsa lain dan kita hanya menikmati sampahnya. Akhirnya alam kita berontak dan bencana dimana-mana. Siapa yang menanggung bencana ini. Mereka yang memmetik dan menyebabkan bencana sekarang mungkin duduk tenang dan tidur lelap diatas kasur empuk dengan uang dari hasil bumi Indonesia. Namun kita sekarang berkubang dalam bencana yang disebabkab ekploitasi yang berlebihan tersebut. sungguh ironis. Hancurlah sudah bangsa kita, pudarlah sudah merah putih kita.

Ini tugas Pembina untuk melindungi dan mengarahkan mereka. Ini juga menajdi tugas pramuka untuk menjadikan anggotanya peduli pada Bangsa Negara dan alamnya.

• Peduli terhadap diri pribadinya.

Siapa yang akan peduli pada diri kita kalau bukan kita sendiri. Sebagai seorang Pramuka haruslah menjadi orang yang peduli terhadap perkembangan intelektual, emosional dan spiritual kita. Kita tak mampu mengukur perkembangan itu melalui orang lain sebab kitalah yang harus memiliki kejujuran dalam menilai kemampuan dan perkembangan kita sebab kita memiliki kesadaran itu. Maka kembangkanlah sekarang sikap peduli pada perkembangan diri kita dan kejerlah ketertinggalan itu.



• Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Taat ! sungguh kata yang indah namun sungguh sulit dilaksanakan. Budaya bangsa Indonesia adalah budaya toleransi bahkan terhadap hal-hal yang negative. Terlambat sudah menjadi budaya bagi kita, mencaci sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi kita padahal seorang Pramuka memiliki kode kehormatan yang dibuat dengan baik dan teratur. Jika kode kehormatan ini diamalkan maka Insya Allah kita menjadi seorang yang diharapkan oleh semua orang.

2. Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan penjabaran dari prinsip dasar pramuka. Hal itu dijabarkan dalam beberapa cara berikut ini :

 pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.

Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

Kegiatan pembinaan peserta didik dalam Gerakan Pramuka harus menggunakan semua Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan tersebut.

Pelaksanaan penggunaannya harus disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar dapat dijamin bahwa pendidikan itu akan menghasilkan manusia, warga negara dan anggota masyarakat yang sesuai dan memenuhi keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia.

Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan rohani, bakat, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan pramuka, melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara praktis, dengan menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.






 belajar sambil melakukan

Salah satu point dalam pendidikan yang disebarkan Unesco adalah Learning to do and lerning to life together. Hal ini sangat sejalan dengan metode kepramukaan diman menempatkan anak didik untuk belajar sambil melakukan dan mengerjakannya secara berkelompok. Kalau PBB lewat Unesco menggaungkan agar anak-anak belajar untuk melakukan dan belajar hidup bersama maka Pramuka mengedepankan sebuah system agar anak didiknya belajar sambil melakukannya dan belajar bersama dari segala sisi kehidupan.

Semua permaian siaga adalah permainan yang mengandung nilai pendidikan dan semua kegiatan pramuka merupakan sebuah system dalam rangka menanamkan nilai pendidikan. Semua anggota Pramuka seharusnya dirangsang untuk ini. Mereka diterjunkan dalam semua kegiatan dengan maksud tertinggi adalah berupa pembelajaran diri dari setiapa kegiatan yang dilakukannya. Mereka diusahakan mengambil nilai atau hikmahnya.

 sistem berkelompok

Metode dengan berkelompok dimaksudkan agar peserta didik belajar untuk saling kerjasama, menghargai, membina hubungan dan persahabatan dan bersosialisasi sesama anggotanya. Pada saatnya nanti peserta didik akan terbiasa dengan hidup bersama sehingga untuk bersosialisasi dengan masyarakat menjadi lebih mudah sebab ia sudah terbiasa.

Berkelompok dalam setiap kegiatan Pramuka dimaksudkan menumbuhkan sikap toleransi dan saling memahami. Berkelompok bertujuan membina kerja sama dan menumbuhkan sinergi. Inget bahwa kita tidak bisa mengangkat batu besar sendiri tapi jika dilakukan bersam kita mampu mengangkatnya demikian juga dengan system berkelompo didalam pramuka ini. Bahwa hal ini mengajarkan untuk senantiasa melakukan kerjasam dan bekerja atau belajr bersama sebab kebersmaan melahirkan cinta.

Seperti yang kita ketahui bahwa setiap golongan dalam pramuka disatukan dalam satuan tertentu seperti Siaga dikelompokan kedalam Barung dan Perindukan. Penggalang dikelompokan kedalam Regu dan Pasukan, Penegak dikelompokan kedalam Sangga dan Ambalan, dan Pandega dikelompokan kedalam Reka dan Racana

 kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik

seperti kita ketahui bersama bahwa antara kegiatan Pramuka Golongan Siaga, Penggalang dan Penegak memiliki perbedaan. Siaga lebih banyk kedalam kegiatan permainan yang membuat senang, ceria dan mengandung nilai pendidikan. Demikian juga Penggalang dan Penegak yang kegiatannya disesuaikan dengan umur dan kebutuhan mereka.
Perlu kita sadari bersama bahwa jatuhnya pamor pramuka dikarenakan kegiatan yang dimiliki oleh penbina pramuka tidak berkembang dan dimodifikasi dengan baik sehingga Pramuka menjadi kegiatan yang menjenuhkan dan membosankan alias tidak bergengsi. Disinilah, bahwa hal ini menjadi tugas para pembina dan pramuka keseluruha untuk segera berbenah diri.

 kegiatan di alam terbuka

Kenapa dialam terbuka ? salah satu hakikat Pramuka adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar sekolah, diluar rumah dan dialam terbuka. Alam terbuka lebih menjajikan sebuah kondisi menantang, mengajari hidup sederhana dan selaras dan juga mengjari untuk belajar hidup mandiri. Alam juga lebih memiliki tantangan. Namun sungguh amat disayangkan dengan kondisi Jakarta ini. Para orang tua lebih banyak khawatir dengan kegiatan-kegiatan perkemahan dan hiking atau adventure disbanding dengan jalan-jalan ke Mall untuk shoping dan nonton dibioskop padahal nilai pendidikan dan kesehatan dialam lebih menjanjikan. Kenapa ? ah mungkin dikarenakan orang tua sekarang tumbuh dari dunia yang seperti itu jadi tidak bisa disalahka juga.

 sistem tanda kecakapan

Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.

Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh si pemakai tanda-tanda itu.

Tanda kecakapan Pramuka terbagi atas Tanda Kecakapan Umum Tanda Kecakapan Khusus atau TKU dan TKK. Tanda kecapakan ini kembali kita katakana sebagai sebuah alat untuk menstimulus/merangsang agar anak semakin giat mengembangakn kemampuan dirinya. Anak akan semangat untuk mencapai tingkat kecakapan tertentu karena akan diberikan sebuah TKU atau TKK sebagai bukti bahwa anak tersebut cakap pada bidangnya. Seyogyanya Pembina memperhatikan ini. Jadi sebagai Pembina hendaknya menekankan bahwa TKU / TKK itu tidaklah terlalu penting dengan apa yang sebenarnya harus ia raih demi kemajuannya jadi sekali lagi kami katakana. TKK / TKU adalah alat dalam rangka merangsang agar anak senantiasa mengembangkan kemampuan dirinya .

 sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri

Kebutuhan antara anak putra dan putri jelas ada perbedaannya oleh karena itu setiap kegiatan yang diadakan didalam pramuka harus dipisahkan antara putra dan putrid. Hal ini sudah menjadi ketetapan didalam AD/ART Pramuka.

 sistem among.

Apa itu system Among ? Sistem among adalah cara pelaksanaan pendidikan dalam Gerakan Pramuka menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik

Bicara Metode berarti bicara sebuah cara. Cara ini harus menjadi sebuah ide yang akan dituangkan dalam mebuat sebuah alat. Alat inilah yang digunakan untuk membina anggota Pramuka. Kembali kami tekankan hendaknya mari kita mulai berbenah diri. Percepat proses penyerapan informasi, modifikasi kegiatan Pramuka tanpa menyimpang dari Kode kehormatan dan tingkatkan kwalitas Pembina dan pembinaan.

SEJARAH KEPANDUAN INDONESIA

SEJARAH KEPANDUAN INDONESIA

I. Masa-Masa Perkembangan Awal

a. Fase Hindia Belanda

“Mengobarkan Unggun perjuangan”

Sejarah perkembangan kepanduan di tanah air dibagi dalam tiga fase perkembangan yaitu fase Hindia Belanda, Penjajahan jepang dan fase kemerdekaan.

Kepanduan di Indonesia pertama kali berkembang pada masa colonial Belanda. Tepatnya tahun 1912 berdirilah di Indonesia sebuah cabang kepanduan bernama “Nederlandse Padvinders Organisatie” (NPO) yang diprakarsai oleh DJ Smyt orang berkebangsaan Belanda. Empat tahun kemudian yaitu tahun 1916 namanya berubah menjadi Nederlandse Indische Padvinders Vereeniging” (NIPV).

Karena NIPV adalah kepanduan yang dikelola oleh Belanda maka pada tahun itu juga S.P. Mangkunegara VII memprakarsai pendirian pandu yang bernama Javaanse Padvinders Organisatie” (JPO) ternyata prakarsanya ini diikuti oleh beberapa organisasi untuk mendirikan organisasi kepanduan. Alasan yang mendasar dari pendirian organisasi kepanduan baik bercirikan Agama maupun Nasionalisme di Indonesia adalah bahwa pada masa itu merupakan masa pergerakan nasional. Tokoh-tokoh pergerakan beranggapan bahwa kepanduan bisa dijadikan organisasi yang bisa mendukung pergerakan nasional dalam rangka meraih kemerdekaan. Anak-anak muda mulai diaktifkan dalam kegiatan ini dalam rangka menumbuhkan semangat juang melalui keaktifan disebuah organisasi.

Contoh-contoh organisasi kepanduan yang berdiri dalam rentang waktu tersebut adalah :

1. “Padvinders Muhammadiyah” yang tahun 1920 menjadi Hizbul Wathon
2. “Nationale Padvinderij” didirikan oleh Budi Utomo
3. “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” didirikan oleh Syarikat Islam dan kemudian berubah menjadi “Syarikat Islam Afdeling Pandu” atau yang disebut sebagai SIAP
4. “Nationale Islamietishe Padvinderij” (NATIPIJ) didirikan jong Islamieten Bond (JIB)
5. “ Indonesia Nationale Padvinders Organisatie” (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia

Tahun-tahun tersebut adalah masa dimana Indonesia sedang dirasuki ruh persatuan dan pergerkan. Dalam organisasi kepanduan hasrat tersebut juga merasuki pemuda-pemuda pandu tersebut untuk bersatu memperjuangkan bangsa. Maka pada tanggal 23 Mei tahun 1928 ditahaun yang sama dimana terjadi kongres pemuda II beberapa organisasi kepanduan seperti Pandu Kebangsaan, INPO,SIAP,NATIPIJ dan PPS membentuk PAPI (Persaudaraan Antara Pandu Indonesia)

PAPI dan Sumpah pemuda ternyata menyulut api perkembangan pandu di Indonesia. Setelah terjadi sumpah pemuda tahun 1928 dan terbentuknya PAPI maka kepanduan semakin menjamur ditanah air. Dalam rentang waktu 1928 hingga 1938 banyak organisasi yang mendirikan kepanduan yang bernapaskan Agama dan Kebangsaan diantaranya :

1. Pandu Indonesia (PI)
2. Padvinders Organisatie Pasundan (POP)
3. Pandu Kesultanan (PK)
4. Sinar Pandu Kita (SPK)
5. Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI)
6. Pandu Anshor, Alwathoni, Hizbul Wathon
7. Kepanduan Islam Indonesia (KII)
8. Islamitische Padvinders Organisatie (IPO)
9. Tri Darma (Kristen)
10. Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI)
11. Kepanduan Masehi Indonesia (KMI)

Seiring api pergerakan yang makin berkobar keseluruh penjuru Indonesia dan menjamurnya organisasi kepanduan maka pada bulan April tahun 1938 PAPI yang sudah ada dikembangkan manjadi sebuah Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI). Salah satu upaya yang dilakukan BPPKI dalam rangka menggalang persatuan antar oragnisasi kepanduan adalah dengan merencanakan “All Indonesian Jamboree”.

Dalam perjalanannya “All Indonesian Jamboree” mengalami beberapa perubahan dalam hal waktu pelaksanaan, tempat dan nama kegiatan tersebut. akhirnya dengan didorong niat yang tulus dan iklas All Indonesian Jamboree terlaksana juga namun namanya diganti menjadi “Perkemahan Kepanduan Indonesia Umum” yang disingkat PERKINO dan dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 19 s.d 23 Juli 1941.

b. Masa Pendudukan Jepang

Jepang “Dai Nippon” atau yang biasa disebut Negara Matahari terbit pada saat itu adalah Negara yang sedang dilanda Fasisme seperti Italia dibawah pimpinan Musolini dan Jerman yang dikuasi Hitler yang semuanya menyebabkan terjadinya perang dunia ke II.

Setelah Restorasi Meiji jepang mulai membuka diri. Perekonomiannya semakin berkembang bahkan dalam bidang industri. Karena perkembangan ekonominya ini Jepang mulai bermimpi untuk mendirikan kekaisaran Asia Timur Raya. Mulailah Negara Sakura itu menginpasi Negara-negara tetangganya.

Setelah memenangi peperangan dengan Rusia Jepang makin percaya diri pada kemampuan tempurnya. China, Korea bahkan Indonesia bisa dikuasi Jepang. Semua Negara yang berada dibawah pendudukannya dipaksa untuk ikut serta membangun kekaisaran Asia Timur Raya.

Awalnya Jepang datang keindonesia disambut meriah oleh bangsa Indonesia apalagi Jepang membawa selogan “saudara lama Indonesia”. Indonesai yang saat itu sedang demam kemerdekaan merasa mendapat kekuatan kembali karena Jepang berhasil mengakhiri pendudukan Belanda yang kurang lebih 3,5 Abad di bumi Nusantara. Jadilah Jepang sebagai pahlawan Asia termasuk di Indonesia.

“Bangkai tetaplah bangkai” ditutup serapat apapun akan tercium juga. seperti itulah Jepang. Negara yang kini menguasai Otomotif dunia itu menampakan wajah aslinya saat itu. Ibarat keluar dari lubang Buaya dan masuk mulut harimau, seperti itulah kondisi ditahun 40an. Indonesai dijajah Jepang. Semua sumber dayanya termasuk Rakyatnya dikuras habis oleh Jepang dalam rangka membiaya perang.

Kondisi masa pendudukan Jepang lebih Parah dengan masa Belanda. Rakyat Indonesia semakin sengsara dan menderita. Mendapat makan semakin sulit bahkan pakaianpun dari karung goni. Situasi ini juga dialami oleh system organisasi yang baru dibangun di Indonesia. Semenjak Jepang datang semua organisasi bercirikan nasional dan barat tidak boleh bergerak. Jepang melebur semua organisasi kepemudaan kedalam wadah yang mereka buat sendiri demi kepentingan ciata-cita Asia Timur Raya. Wadah-wadah tersebut adalah Haiho, Kaibodan, Seinendan dan Peta.

Organisasi kepanduan termasuk didalamnya yang matisuri. Tidak ada perkembangan semua sibuk memikirkan kelaparan, kemiskinan dan perjuangan yang semakin terdesak. Namun rupanya nasib masih berihak. Jepang diporak-porandakan oleh Amerika dikotanya sendiri. Hirosima dan Nagasaki hancur lebur oleh Bom Atom rancangan Einstein. Jepang menyerah pada sekutu tanpa syarat.

Indonesia melohat kesempatan yang besar ini untuk merdeka. Dari pertentangan kaum muda dan tua akhirnya Proklamasi dicetuskan di Pengsaan timur. Indonesai merdeka. Semua organisasi bangkit, semua pemuda bangkit mempertahankan Indonesia termasuk organisasi kepanduan.

c. Fase Kemerdekaan Republik Indonesia

Beberapa bulan setelah proklmasi kemerdekaan beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta. Dari pertemuan tersebut dibentuk panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai unit kerja untuk mempersiapkan pembentukan wadah kepanduan seluruh Indonesia melalui kongres.

Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia akhirnya dilaksanakan pada tanggal 27 s.d 29 Desember 1945 di Surakarta. Hasil kongres adalah terbentuknya PANDU RAKYAT INDONESIA. PRI ini didukung oleh semua tokoh, dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti” dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan sebagai satu-satunya Organisasi kepanduan melalui surat keputusan No.93/Bag.A yang dikeluarkan tanggal 1 Februari 1947.

Belanda melalui NICA masih mencengkram Indonesia. Saat itu perjuangan telah berubah dari pergerakan memperoleh kemerdekaan menjadi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Disatiap daerah yang berhasil dikuasi Belanda PRI dilarang beredar. Kondisi ini membuat stagnasi perkembangan kepanduan. Akhirnya, keadaan ini mendorong berdirinya Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Putri Indonesia (PPI) dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Dalam keadaan genting ini PRI berhasil mengadakan kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. dalam kongres ini PRI memutuskan menerima sebuah konsepsi dimana mereka memberikan kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali kepanduan yang pernah dibentuk. Dari konsepsi ini keluar surat keputusan Menteri PP dan K No. 2344/Kab 6 September 1951 yang menyatakan bahwa PRI bukan lagi satu-satunya kepanduan di Indonesia. Maka mulailah kepanduan berkembang kembali.

Sepuluh hari setelah surat keputusan itu keluar wakil-wakil organisasi kepanduan berkumpul mengadakan konferensi di Jakarta. Aneh juga memang namun tidak menjadi aneh kalau kita tahu bahwa masa itu hasrat persatuan dan persaudaraan demikian besar di Indonesia. Dalam konferensi yang dilaksanakan tanggal 16 September 1951 tersebut berdirilah Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagia sebuah faderasi. Kemudian tahun 1953 IPINDO berhasil mejadi anggota kepanduan sedunia. IPINDO merupakan faderasi persatuan pandu putra dan untu putrid disatukan dalam wadah PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia).

Ipindo berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional pertama di Ragunan Pasar Minggu tanggal 10-20 Agustus 1955 sekaligus sebagai perayaan proklamasi kemerdekaan. Sedangkan PKPI menyelenggarakan perkemahan besar puteri di Ciputat dengn nama “Desa Semanggi” tahun 1959 bersamaan dengan pengiriman kontingan IPINDO ke Jambore Dunia untuk pertama kali di MT Makiling Filipina.

Untuk menjamin kemurnian dan keberlangsungan kepanduan maka Ipindo menyelenggarakan seminar di Tugu, Bogor bulan January 1957. dari seminar ini dihasilakn sebuah rumusan yang diharapakan bisa menjadi acuan kegiatan kepanduan diseluruh Indonesia. Kemudian Pemerintah RI dalam hal ini Departemen PP dan K (kini Diknas) mengadakan seminar juga di Ciloto, Bogor dengan topic “Penasionalan Kepanduan” dengan harapan kepanduan bisa menjadi sebuah organisasi nasional yang seiring dengan pembangunan bangsa.

II. Lahirnya Gerakan Pramuka

a. Latar belakang

Latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka adalah dikumpulkannya tokoh-tokoh kepanduan Indonesia oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. dalam pertemuan malam jum’at tersebut Presiden mengatakan “kepanduan harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diubah dan seluruh organisasi kepanduan harus dilebur menjadi satu dalam wadah Gerakan Pramuka” hal ini penting demi menjamin persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang baru merdeka.

Melalui surat keputusan Presiden no.112 tanggal 5 April 1961 diputuskan panitia pembantu pelaksana pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan yang terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Menteri P dan K Prof Prijono, Menteri Pertanian Dr. A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi,koperasi dan pembangunan masyarakat desa, Achmadi.

Selanjutnya tanggal 11 April 1961 keluarlah keputusan Presiden RI no. 121/61 tentang panitia Pembentukan Gerakan Pramuka dengan anggota terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof Prijono, Dr.A.Azis saleh Achmadi dan Meneteri Sosial Mulyadi Djojo Martono. Panitia inilah yang menyusun Anggaran dasar Gerakan Pramuka sebagai lampiran dari keppres RI Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961.


b. Hari lahirnya Gerakan Pramuka

Rangkaian peristiwa kelahiran Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut :

1. Hari Tunas Gerakan Pramuka, ditandai dengan Pidato Presiden dihadapan para tokoh dan pemimpin yang mewakili Organisasi kepanduan tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara
2. Hari Permulaan tahun Kerja, ditandai dengan Diterbitkannya Kepres nomor 238/61 tanggal 20 Mei 1961 bersamaan dengan hari kebangkitan Nasional. Kepres tersebut menyatakan bahwa Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi Kepanduan di Indonesia sekaligus mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagai pedoman dari kegiatan Pramuka
3. Hari IkrarGerakan Pramuka, ditandai dengan pernyataan keikhlasan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia untuk melebur kedalam satu organisasi yaitu Gerakan Pramuka. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 juli 1961 di Istana Olah raga Sebayan, Jakarta.
4. Hari Pramuka, ditandai dengan Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara. Dalam acara pelantikan tanggal 14 Agustus 1961 itu presiden menganugrahkan panji panji-panji Pramuka (Lambang pramuka tunas Kelapa dicetuskan oleh R Soenarjo Admodipurwo). Pramuka pada tanggal tersebut diperkenalkan diseluruh Indonesia. Hingga setiap tanggal 14 Agustus diperingati sebagai hari Pramuka.

DRAF REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA

Draff Revitalisasi Gerakan Pramuka
(Dicanangkan President pada tahun 2006 di Kiara payung, Jatinangor)


DRAFT AWAL PEDOMAN UMUM
REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA
Pegangan bagi Anggota Dewasa
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Jakarta, Nopember 2006

Gerakan Pramuka yang diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kesinambungan Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia. Tujuan Gerakan Pramuka adalah menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang memiliki watak dan budi pekerti luhur, dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggung jawab serta mampu mengisi kemerdekaan nasional.

Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan non-formal yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan diluar lingkungan keluarga dan berperan sebagai komplemen dan suplemen terhadap pendidikan formal dalam melahirkan generasi yang bertanggung jawab pada masa depan. Untuk mencapai maksud tersebut dilaksanakan kegiatan Kepramukaan, yaitu kegiatan yang menantang (menampilkan kesulitan, menstimulasi kreatifitas dan memberikan pengalaman yang baru), menarik (orisinil sehingga dapat membangkitkan minat dan keinginan untuk berpartisipasi), menyenangkan bagi kaum muda serta di laksanakan di alam terbuka dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Pendidikan Kepramukaan diselenggarakan dalam berbagai bentuk kegiatan yang disesuaikan dengan perkembangan jasmani dan rohani kaum muda, yang berusia antara 7 sampai 25 tahun, yang dikelompokkan dalam golongan Pramuka Siaga (berusia 7 sampai 10 tahun), Pramuka Penggalang (berusia 11 sampai 15 tahun), Pramuka Penegak (berusia 16 sampai 20 tahun) dan Pramuka Pandega (berusia 21 sampai 25 tahun). Pendidikan Kepramukaan ini diselenggarakan di Gugusdepan. Untuk menyalurkan minat, mengembangkan bakat, diselenggarakan pula di Satuan Karya Pramuka (Saka).

Dalam kurun waktu 45 tahun Gerakan Pramuka telah mengalami banyak perkembangan.. Namun sebagaimana juga berlaku di banyak negara, perkembangan Gerakan Pramuka tidak begitu menggembirakan. Ada dua masalah pokok yang dihadapi yaitu masalah kuantitas di satu pihak yakni terjadinya penurunan jumlah anggota yang cukup tajam dan masalah kualitas dipihak lain yakni penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan, yang merupakan nilai dan landasan pembentukan Kode Kehormatan (Kode Etik, Kode Perilaku) sebagai kode hidup pribadi dan kode hidup kolektif, kurang mendapatkan perhatian serta kurang ditanamkan, dikembangkan dan/atau dipupuk, sejak Siaga sampai dengan Pandega.

Akibatnya Pendidikan Kepramukaan sebagai pendidikan nilai hidup dan kehidupan, mengalami kehilangan .warna. kepribadiannya, yang berdampak pada menurunnya dukungan masyarakat terhadap Gerakan Pramuka secara tajam. Disamping itu, upaya pemutakhiran Youth Programme dan pelaksanaan Metode Kepramukaan belum dapat dilakukan sebagai mestinya. Akibatnya kegiatan kepramukaan tidak lagi menarik minat kaum muda dan tidak mampu menangkal serta menyelesaikan berbagai masalah kaum muda.

Hasil dari berbagai penelitian menyimpulkan bahwa kehidupan kaum muda di manapun di dunia pada saat ini banyak menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, masalah dan tantangan utama yang ditemukan terkait dengan jutaan kaum muda tidak jelas masa depannya, karena kehidupan sosial, ekonomi dan politik bangsa yang masih tidak menentu. Pada saat ini banyak kaum muda tidak dapat melanjutkan pendidikan karena berbagai alasan. Sementara itu sebagai akibat kurangnya kegiatan pembinaan serta terbatasnya jumlah dan ragam wadah penyaluran minat dan bakat kaum muda, menyebabkan jutaan kaum muda terjerumus dalam berbagai tindakan kekerasan/kesesatan.

Jumlah kaum muda yang terlibat dalam berbagai kasus kriminal di Indonesia dari tahun ke tahun tampak meningkat dengan tajam. Dari sekitar 3 juta pengguna obat terlarang (NAPZA), sekitar 50-75% diantaranya adalah kaum muda. Setiap tahun diperkirakan terjadi sekitar 2,3 juta kasus aborsi dan sekitar 10% diantaranya dilakukan oleh mereka yang belum berkeluarga. Dari sekitar 10% pelaku aborsi yang belum berkeluarga tersebut, 80-90% diantaranya adalah kaum muda.

Jumlah kaum muda yang melakukan hubungan seksual tidak sehat juga tampak makin meningkat. Dampaknya terlihat dengan bertambahnya jumlah kaum muda yang menderita penyakit kelamin. Dari sekitar 80.000-120.000 kasus HIV/AIDS yang tercatat di Indonesia, sekitar 20-30% diantaranya adalah kaum muda. Sekitar 80% penularan HIV/AIDS terjadi karena penggunaan jarum suntik pecandu Narkoba yang digunakan secara bersama, yang beraku utamanya kebanyakan adalah kaum muda. Peristiwa kekerasan diantara kaum muda juga tampak makin sering ditemukan. Perkelahian serta tawuran pelajar dan mahasiswa masing sering terjadi.

Berbagai permasalahan di atas merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Gerakan Pramuka. Sebagai wadah pendidikan luar sekolah dan luar keluarga, Gerakan Pramuka sebenarnya memiliki banyak kegiatan yang menarik, positif dan konstruktif yang dapat dipakai sebagai modal dasar dalam menangkal pelbagai masalah yang dihadapi oleh kaum muda. Sebagai penyelenggara pendidikan nilai, Gerakan Pramuka bertujuan membentuk generasi muda yang berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur, beriman dan bertakwa, cerdas dan terampil serta kuat dan sehat, yang semuanya secara keseluruhan mempunyai peran yang sangat signifikan dalam membantu mencegah terjadinya berbagai hal negatif dikalangan kaum muda.

Guna mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan upaya khusus yakni merevitalisasi Gerakan Pramuka, sedemikian rupa sehingga Gerakan Pramuka dapat melakukan berbagai kegiatan yang diyakini mempunyai peranan yang besar dalam membantu mencegah dan menanggulangi berbagai masalah kaum muda. Dengan revitalisasi diharapkan Gerakan Pramuka dapat diterima dan diminati oleh generasi muda. Selain itu dengan revitalisasi diharapkan pula penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dapat terlaksana dengan baik, yang apabila berhasil, pada gilirannya secara cerdas dan gemilang akan dapat menangkal serta membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi kaum muda.



BAB II
PENGERTIAN, HAKEKAT, TUJUAN DAN MODAL DASAR
REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA


1. Pengertian Revitalisasi

Revitalisasi Gerakan Pramuka adalah pemberdayaan Gerakan Pramuka yang dilakukan secara sistimatis, berkelanjutan dan terencana untuk lebih meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka serta memperkokoh eksistensi organisasi Gerakan Pramuka.

2. Hakekat Revitalisasi

a. Memperkokoh eksistensi organisasi yang dilakukan secara seimbang dengan perkembangan kehidupan lingkungan yang dinamis.
b. Menyempurnakan organisasi yang sudah ada, bukan membentuk organisasi baru yakni dengan tetap mempertahankan tradisi organisasi yang baik disamping melakukan inovasi-inovasi.
c. Dilakukan secara sistematis, berkelanjutan dan terencana.
d. Bertitik tolak dari, serta memanfaatkan berbagai modal dasar yang telah dimiliki.
e. Memusatkan perhatian pada aspek-aspek yang bersifat strategis dengan perhatian utama pada peningkatan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka.

3. Tujuan Revitalisasi

a. Gerakan Pramuka dapat diterima dan diminati oleh kaum muda sebagai pilihan dalam proses belajar berorganisasi.
b. Gerakan Pramuka dipercaya sebagai wahana membentuk watak dan mengembangkan kepribadian kaum muda.
c. Gerakan Pramuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan melaksanakan kegiatannya secara cerdas dan gemilang dapat membantu menangkal serta membantu menyelesaikan berbagai masalah kaum muda.
d. Gerakan Pramuka dapat diterima sebagai institusi yang menyelenggarakan pendidikan bela negara.

4. Modal Dasar Revitalisasi

a. Legalitas
1) Keputusan Presiden Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka
2) Keputusan Presiden Nomor 104 tahun 2004 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
3) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 086 Tahun 2005 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
4) Sambutan Presiden RI tanggal 14 Agustus 2006 dalam upacara peringatan Hari Pramuka ke-45.
5) Strategy for Scouting yang merupakan hasil Konferensi Pramuka Dunia tahun 2002 di Thesaloniki, Yunani.

b. Visi Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah-masalah kaum muda

c. Misi Gerakan Pramuka

 Mempramukakan kaum muda
 Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan taqwa (imtaq) serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
 Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela negara
 Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.

d. Strategi Gerakan Pramuka

 Meningkatkan citra Pramuka
 Mengembangkan kegiatan kepramukaan yang sesuai karakteristik dan minat kaum muda
 Mengembangkan Program Pramuka Peduli
 Memantapkan organisasi, kepemimpinan dan sumberdaya Pramuka

e. Rencana Strategik (Renstra) Gerakan Pramuka 2004-2009

a. Pembinaan Anggota Muda
b. Pembinaan Anggota Dewasa
c. Kehumasan dan Komunikasi
d. Administrasi dan Manajemen
e. Sumberdaya Keuangan



f. Program Kerja Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti tahun 2003-2008

 Program Diklat dan Kepramukakan
 Program Organisasi, Perencanaan dan pengembangan
 Program kerjasama dan Hubungan Luar Negeri
 Program Pengabdian Masyarakat dan Hubungan Masyarakat
 Program Dana dan Usaha


BAB III
KONDISI GERAKAN PRAMUKA SAAT INI

1. Sejak oganisasi-organsasi Kepanduan dilebur dalam satu wadah, Gerakan Pramuka sebagai wadah tunggal kepramukaan di Indonesia mengalami perkembangan yang amat pesat. Dari sudut kuantitas telah berhasil didirikan 33 Kwarda dan 307 Kwartir Cabang di kabupaten/kota. Sedangkan untuk anggota tercatat sebanyak 21.000.000 orang. Jumlah anggota ini adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan Gerakan Pramuka di negara lain.

2. Ditinjau dari aspek kualitas, perkembangan yang ditemukan kurang menggembirakan. Mayoritas anggota Gerakan Pramuka belum menghayati sistem nilai Gerakan Pramuka. Akibatnya mayoritas dari anggota tersebut tidak mengamalkan Satya dan Darma Pramuka. Lebih lanjut, mayoritas pengurus dan organisasi Gerakan Pramuka tidak aktif dan jarang yang dapat berkarya, serta mayoritas gugusdepan Gerakan Pramuka tidak menyelenggarakan kegiatan kepramukaan sebagaimana mestinya.

3. Tantangan yang dihadapi oleh kaum muda makin komplek dan beraneka ragam seperti misalnya meningkatnya jumlah kaum muda yang tidak melanjutkan pendidikan, meningkatnya jumlah kaum muda yang terlibat kasus kriminal, meningkatnya jumlah kaum muda pengguna NAPZA, meningkatnya jumlah kaum muda melakukan hubungan seksual yang tidak sehat, meningkatnya jumlah kaum muda yang melakukan aborsi, serta meningkatnya jumlah kaum muda yang melakukan tindakan kekerasan, perkelahian dan tawuran.

4. Sistem nilai Gerakan Pramuka belum dapat diterapkan dengan seksama. Padahal apabila sistem nilai ini berhasil diterapkan, bukan saja akan berdampak positif dalam membantu mengatasi berbagai masalah kaum muda, tetapi juga telah teruji dapat berkontribusi pada pembentukan watak dan karakter bangsa.

5. Ditemukan berbagai kendala untuk dapat memanfaatkan Gerakan Pramuka bagi kepentingan kaum muda, antara lain:
a. Aspek hukum Gerakan Pramuka berupa Keppres No. 238/1961 dan Keprres 104/2004 belum cukup kuat untuk menjadi dasar eksistensi Gerakan Pramuka sebagai wadah pembinaan kaum muda
b. Infrastruktur dan manajemen Gerakan Pramuka tidak terbaharukan dan dinilai telah tidak sesuai lagi dengan perubahan lingkungan strategis yang berkembang pesat.
c. Pemutakhiran .Youth Programme. belum dapat dilaksanakan.
d. Penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan secara terus menerus, konsisten dan berkesinambungan tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya
e. Pembinaan Anggota Dewasa Gerakan Pramuka tidak berjalan dengan baik.
f. Sumber daya Gerakan Pramuka serta kerjasama kemitraan dengan berbagai stakeholders tidak optimal.


BAB IV
PEMIKIRAN DASAR
REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA

Presiden Republik Indonesia merasakan pentingnya pembentukan karakter bagi kaum muda. Untuk itu diperlukan suatu wadah pembentukan karakter bangsa melalui Gerakan Pramuka seperti yang disampaikan pada Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke 45 tahun 2006 yang berisi pemikiran dasar Revitalisasi Gerakan Pramuka sebagai berikut:

1. Perkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter bangsa.

Pada saat ini, godaan dan tantangan yang dihadapi oleh kaum muda bersifat luas dan komplek, yang apabila tidak dapat diatasi dapat mempengaruhi pembentukan karakter dan watak kaum muda sebagai kader bangsa. Untuk mengatasinya diperlukan antara lain organisasi Gerakan Pramuka yang tangguh, andal dan kuat yang memiliki kemampuan melaksanakan pelbagai program pembinan dan pembentukan karakter dan watak kaum muda sebagai kader bangsa. Dari catatan sejarah, diketahui hanya bangsa yang memiliki kader yang tangguh, yakni yang memiliki mental kepribadian yang kuat, bersemangat, ulet, pantang menyerah, disiplin, inovatif dan mampu bekerja keras, yang dapat mendorong kemajuan dan keberhasilan pembangunan bangsa dan negara.

2. Raih keberhasilan melalui kerja keras secara cerdas dan ikhlas.

Gerakan Pramuka diharapkan dapat membentuk kaum muda Indonesia yang memiliki watak mau kerja keras secara cerdas dan ikhlas. Kesediaan bekerja keras dipandang penting untuk keberhasilan pembangunan bangsa, yang saat ini memang masih tertinggal. Kerja keras yang dimaksud harus dapat dilaksanakan secara cerdas dan ikhlas. Dalam kaitan ini, Gerakan Pramuka diharapkan dapat menjadi pelopor membudayakan semangat kerja keras secara cerdas dan ikhlas tersebut, serta dapat membangun nilai, sikap dan perilaku yang sesuai sejak dari usia dini, melalui pelaksanaan berbagai kegiatan kepramukan.


3. Ajak kaum muda meningkatkan semangat bela negara.

Gerakan Pramuka diharapkan dapat membentuk watak serta menggerakkan kaum muda Indonesia memiliki semangat bela negara. Terbentuknya watak dan semangat bela negara dipandang penting dalam rangka mempertahankan kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu Gerakan Pramuka diharapkan dapat menyelenggarakan pelbagai program yang lebih mengutamakan peningkatan semangat bela negara serta peningkatan semangat dan jiwa yang patriotis dalam membela kepentingan bangsanya.. Kaum muda Indonesia harus mencintai dan bangga terhadap bangsa, negara dan tanah airnya sendiri.

4. Mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan.

Gerakan Pramuka diharapkan dapat membentuk kaum muda Indonesia sebagai pelaku pertama dan utama dalam pembangunan nasional, pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Keberhasilan pembangunan nasional sangat ditentukan oleh peran aktif masyarakat, terutama kaum muda. Tantangan Indonesia pada era panca krisis adalah bagaimana dapat membangun kembali negara Indonesia. Untuk itu, kaum muda Indonesia harus dapat menjadi agen, pelopor dan patriot perubahan dan pembangunan. Kaum muda harus diperkenalkan dan dilibatkan dalam kegiatan serta menjadi bagian dari program pembangunan nasional yang diwujudkan dalam bentuk karya nyata. Negeri ini akan maju dan sejahtera apabila kaum muda dapat dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara.

5. Utamakan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya.

Gerakan Pramuka diharapkan dapat membentuk kaum muda Indonesia yang mempunyai kepribadian, watak dan karakter yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dalam setiap derap langkah yang diselenggarakannya. Untuk mempertahankan kedaulatan serta mengisi kemerdekaan bangsa dan negara, memang diperlukan masyarakat yang rela mengorbankan kepentingan pribadi, yang harus dapat dibentuk sejak dari usia muda. Pendidikan dan pelatihan kepramukaan harus melahirkan kaum muda yang memiliki wawasan kebangsaan yang kuat. Kaum muda harus dapat dididik sedini mungkin untuk tidak membeda-bedakan identitas, seperti agama, etnis, suku dan kedaerahan. Pendidikan kaum muda harus diarahkan dalam rangka pembentukan kepribadian, watak dan karakter yang nasionalis, yang tercermin dalam setiap perilaku yang senantiasa lebih mementingkan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan diri dan golongan.

6. Kokohkan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.

Negara Indonesia terdiri dari ribuan pulau, dan bangsa Indonesia terbentuk dari ratusan suku bangsa dengan bahasa, adat istiadat, kepercayaan dan agama yang berbeda. Negara dan bangsa yang seperti ini hanya dapat dipertahankan, jika seluruh masyarakat Indonesia bersatu mempertahankan persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tekad seperti ini harus ditanamkan sejak usia muda yang merupakan tugas Gerakan Pramuka.. Adalah menjadi dambaan semua pihak Gerakan Pramuka dapat menggalang terus sikap dan semangat persaudaraan dan persahabatan diantara sesama anggota Pramuka, sebagai bekal memupuk jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Untuk itu perlu dikembangkan berbagai metodologi dan kegiatan kepramukaan yang dapat membangun harmoni, kerukunan dan kesetiakawanan bahkan kasih sayang diantara sesama kaum muda.

7. Amalkan Satya dan Darma Pramuka.

Keberhasilan mengamalkan Satya dan Darma Pramuka bukan saja penting bagi Gerakan Pramuka, tetapi juga bagi masyarakat, bangsa dan negara. Satya dan Darma Pramuka adalah nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh segenap anggota, yang apabila telah terpatri dalam hati dan sanubari, akan berperan besar dalam membentuk masyarakat, bangsa dan negara yang didambakan pada masa depan.. Gerakan Pramuka diharapkan dapat mendorong para anggotanya untuk secara bersungguh-sungguh dapat mengamalkan Satya dan Darma Pramuka. Inti dari Satya dan Darma Pramuka adalah semangat, tekad, kode etik termasuk pesan-pesan moral dan spiritual. Tekad, semangat, kode etik serta pesan-pesan tersebut bukan hanya harus dijunjung tinggi, melainkan yang lebih penting dilaksanakan dan diamalkan.


BAB V
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA

Agar Revitalisasi Gerakan Pramuka dapat dilaksanakan dengan baik, perlu disusun langkah-langkah strategis sebagai berikut :

1. Memperkuat kepemimpinan dan manajemen kwartir di semua jajaran

Pembenahan organisasi secara luas di semua jajaran kwartir, termasuk pembenahan kepemimpinan dan manajemen organisasi merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan dalam rangka menata dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi. Untuk itu ada beberapa langkah strategis yang dipandang perlu untuk dilakukan antara lain :

a. Membenahi organisasi agar menjadi lebih fleksibel, ramping, inovatif dan partisipatif Menyusun pedoman dan menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan dan manajemen organisasi
b. Mengembangkan kwartir sebagai organisasi pembelajaran
c. Menyelenggarakan manajemen kwartir secara profesional
d. Mendayagunakan tenaga profesional
e. Memperkokoh eksistensi Gerakan Pramuka dengan memantapkan dasar hukumnya yang semula Keppres menjadi Undang-Undang.
f. Menyelenggarakan seleksi calon pemimpin, latihan kaderisasi serta regenerasi kepemimpinan secara berkala.

2. Merapatkan barisan Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka dan Andalan serta Majelis Pembimbing

Para Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka dan Andalan serta Majelis Pembimbing diupayakan agar lebih meningkatkan komitmen rasa memiliki, kesediaan untuk berkorban dan aktif dalam kepramukaan. Disamping itu pelibatan tokoh masyarakat dalam kegiatan kepramukaan juga harus diprioritaskan karena hal ini dinilai mempunyai peranan yang amat strategis dalam memperkuat barisan keanggotaan Gerakan Pramuka. Langkah strategis yang dipandang penting untuk segera dilakukan antara lain:

a. Meninjau kembali Petunjuk Penyelenggaraan Sistem Pendidikan dan Latihan Anggota Dewasa termasuk kurikulum dan materi pendidikannya disesuaikan dengan perkembangan.
b. Menerapkan Pembinaan Anggota Dewasa Gerakan Pramuka mulai dari perekrutan, pengembangan sampai dengan purna bakti.
c. Menyelenggarakan seleksi calon Anggota Dewasa secara berkala dan berkesinambungan
d. Mengikutsertakan Anggota Dewasa pada kursus dan pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri.
e. Menyelenggarakan pertemuan bagi para Pembina Pramuka (Karang Pamitran) dan pertemuan bagi para Pelatih Pembina Pramuka (Pitaran) serta program pertukaran antar anggota dewasa
f. Mengikutsertakan kaum muda dalam pengambilan keputusan di setiap jajaran kwartir dimulai dari satuan.
g. Menganekaragamkan relawan (Mabi, Kwartir) pada setiap jenjang organisasi, dengan lebih mengikutsertakan unsur masyarakat dengan berbagai karakteristiknya.

3. Mengaktifkan Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Racana Pandega sebagai media penguatan sesama dan antar kelompok sebaya dalam Gugusdepan

Mengupayakan agar Gugusdepan sebagai ujung tombak organisasi dapat berfungsi dan melaksanakan kegiatan peserta didik dengan optimal. Gugusdepan yang diharapkan adalah Gugusdepan yang lengkap, yang memiliki Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Racana Pandega, baik yang berbasis sekolah maupun yang berbasis masyarakat. Semua satuan tersebut perlu lebih dikembangkan sebagai media penguatan sesama dan antar kelompok sebaya dalam gugusdepan. Untuk terwujudnya keadaan yang seperti ini, perlu dilakukan beberapa langkah strategis, termasuk antara lain:

1. Meninjau penggolongan peserta didik serta menentukan sasaran penggolongan
2. Memperbaharui buku panduan program peserta didik
3. Menyelenggarakan gladian pimpinan golongan peserta didik
4. Menyelenggarakan temu giat secara berkala di setiap tingkatan
5. Menyelenggarakan program pertukaran peserta didik di dalam dan di luar negeri
6. Mengaktifkan kembali program pengikutsertaan peserta didik dalam acara-acara kenegaraan tingkat daerah dan nasional
7. Memantapkan kebijakan dan dukungan sarana serta prasarana gugusdepan berbasis sekolah, dengan meninjau kembali kerjasama antara Menteri Pendidikan Nasional dengan Kwarnas.
8. Meningkatkan jumlah Gugusdepan teritorial (Gugusdepan berbasis komunitas) dengan menerapkan prinsip pemberdayaan komunitas (community empowerment) terutama yang terkait dengan penyediaan berbagai sumber daya.

4. Memantapkan Penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan, Sistem Among dan Metode Kepramukaan

Hal yang membedakan gerakan Pramuka dengan organisasi pendidikan lain adalah terkait dengan tujuan pendidikan, materi pendidikkan yang disampaikan yang pada dasarnya menyangkut penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Kepramukaan serta Metode Kepramukaan. Adapun tujuan pendidikan kepramukaan ialah untuk mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan kapasitas mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat agar menjadi manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, kuat mental dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya, kuat dan sehat jasmaninya. Sedangkan yang dimaksud dengan Metode Kepramukaan adalah cara belajar interaktif, progresif dengan menerapkan prinsip belajar sambil melakukan, sistem berkelompok, kegiatan yang menarik dan menantang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, dilaksanakan di alam terbuka dengan sistem satuan terpisah, sistem tanda kecakapan serta menggunakan kiasan dasar. Untuk terwujudnya keadan ini perlu dilaksanakan beberapa langkah strategis sebagai berikut :

1. Memantapkan Sistem Among sebagai landasan Metode Kepramukaan
2. Mengembangkan permainan edukatif, yang rekreatif, menantang, menarik dan bermanfaat sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kaum muda serta kebutuhan
3. masyarakat.
4. Mengembangkan model-model permainan serta mensosialisasikan permainan tersebut di dalam media cetak dan media elektronik.
5. Menjadikan Bumi Perkemahan sebagai kampus Gerakan Pramuka

5. Mengutamakan program peserta didik yang berdampak positif terhadap peningkatan semangat bela negara, patriot pembangunan dan perekat bangsa

Kecermatan dalam memilih materi pendidikan yang tepat dan penerapan Metode Kepramukaan yang akurat menjadi sangat penting dalam menjamin tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan yang berdampak positif terhadap peningkatan semangat bela negara, patriot pembangunan dan prekat bangsa. Dilaksanakannya program Pramuka Peduli adalah contoh yang tepat dalam pemilihan materi dan metode kegiatan yang tepat. Pramuka Peduli pada saat ini telah menjadi bagian dari program kepanduan dunia.

Untuk Indonesia pelaksanaan program Pramuka Peduli dinilai sangat relevan. Banyak anggota masyarakat yang kehidupannya masih jauh dari memuaskan dan Indonesia merupakan negara rawan yang bencana, yang masih memerlukan banyak bantuan. Bagi Gerakan Pramuka pelaksanaan program Pramuka Peduli juga merupakan pembelajaran yang baik bagi peserta didik serta sekali gus dapat meningkatkan citra Gerakan Pramuka. Untuk dapat mewujudkan program peserta didik yang berdampak positif terhadap peningkatan semangat bela negara, patriot pembangunan serta perekat bangsa, ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan, termasuk antara lain :

 Menyusun buku panduan pendidikan serta menyelenggarakan pendidikan bela negara
 Berkarya nyata dalam menunjang keberhasilan program pembangunan
 Menyelenggarakan program Pramuka Peduli
 Membentuk tim penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat

6. Memperkokoh kemitraan dan dukungan sumberdaya dari semua komponen bangsa

Selama ini Gerakan Pramuka menggantungkan sumber dana dari Pemerintah. Hal ini tidak salah karena Gerakan Pramuka dibentuk serta mendapat tugas dari Pemerintah untuk melakukan pembinaan watak dan karakter kaum muda melalui kegiatan kepramukaan. Namun dalam rangka mewujudkan cita-cita kemandirian organisasi, dipandang perlu pula untuk mulai mengupayakan tersedianya sumber dana dari usaha organisasi sendiri. Untuk terwujudnya keadan ini, banyak langkah strategis yang harus dilakukan, termasuk antara lain :

 Memperjuangkan Undang-Undang Gerakan Pramuka dan memasukkan anggaran Gerakan Pramuka dalam APBN/APBD
 Menyelenggarakan kegiatan usaha yang menguntungkan Gerakan Pramuka. Kedalam kegiatan usaha ini termasuk pemanfaatan aset Gerakan Pramuka (antara lain Buper) secara optimal serta mendirikan berbagai unit usaha seperti PT Madu Pramuka, Balai Penerbit Gerakan Pramuka (Publishing House), Rumah Produksi Gerakan Pramuka (Production House), Perlengkapan Pramuka (Scout Look) serta Gerai Gerakan Pramuka.
 Memanfaatkan aset Gerakan Pramuka tanpa merubah kepemilikan dan fungsi utamanya
 Memantapkan kerjasama kemitraan dengan semua komponen bangsa yang menguntungkan Gerakan Pramuka




7. Mengamalkan Satya dan Darma Pramuka

Pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kegiatan sehari-hari secara pribadi maupun secara bersama-sama dalam satu kelompok merupakan landasan utama bagi pengembangan kepribadian dan watak serta karakter kaum muda. Untuk terwujudnya keadan ini, beberapa langkah strategis yang dinilai perlu dilakukan antara lain:

 Mengaktifkan kembali buku karya bakti bagi peserta didik
 Mengembangkan model panutan pengamalan Satya dan Darma Pramuka bagi kaum muda
 Memberikan penghargaan bagi anggota Gerakan Pramuka yang berjasa

BAB VI
TOLOK UKUR KEBERHASILAN

1. Masukan
 Adanya Undang-Undang tentang Gerakan Pramuka
 Adanya Pelatih Pembina Pramuka yang berkompetensi dengan jumlah yang cukup
 Adanya Pembina Pramuka yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan aktif membina.
 Adanya Instruktur dan Pamong Saka yang profesional dengan jumlah yang cukup dan aktif melakukan pelatihan
 Adanya sarana dan prasarana kepramukaan yang mencukupi
 Adanya biaya operasional Gerakan Pramuka yang memadai
 Ada dan aktifnya Saka-saka di semua tingkatan kwartir
 Ada dan aktifnya wadah usaha (interprenership) bagi Gerakan Pramuka

2. Proses
 Berfungsinya Gudep sebagai front terdepan dalam pembinaan pramuka
 Frekuensi kegiatan Gudep dalam pendidikan bela negara
 Frekuensi kegiatan Gudep dalam pendidikan perekat bangsa
 Frekuensi kegiatan Gudep dalam pendidikan kepedulian kemasyarakatan
 Frekuensi kegiatan peserta didik di berbagai tingkatan
 Berfungsinya Kwartir
 Berfungsinya sistem among dan penerapan Metode Kepramukaan
 Berfungsinya Dewan Kerja
 Berfungsinya Lembaga Pendidikan Gerakan Pramuka

3. Luaran
 Jumlah kaum muda yang terpapar pendidikan kepramukaan
 Cakupan pembinaan kepramukaan bagi kaum muda
 Jumlah organisasi kepemudaan yang terpapar kepramukaan
 Tingkat kepercayaan (trust) anggota masyarakat terhadap Gerakan Pramuka
 Peran, fungsi serta kontribusi orang tua pramuka
 Menurunnya masalah yang dihadapi kaum muda
BAB VII
PENUTUP

Buku Pedoman ini diharapkan dapat dipakai sebagai pegangan umum dalam melaksanakan program Revitalisasi Gerakan Pramuka di semua lini organisasi. Karena dalam kenyataannya akan ditemukan banyak sekali variasi dalam melaksanakan dan mengembangkan program Revitalisasi, maka pada waktu penerapannya di lapangan, diperlukan adanya improvisasi dan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat.

Diyakini bahwa revitalisasi Gerakan Pramuka telah menjadi tekad segenap jajaran organisasi Gerakan Pramuka, yang telah pula mendapat dukungan dan komitmen dari Presiden RI selaku Ketua Mabinas Gerakan Pramuka.. Untuk itu adalah harapan bersama kiranya seluruh jajaran organisasi Gerakan Pramuka dapat mengimplementasikannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Revitalisasi Gerakan Pramuka pada hakekadnya dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengembalikan Gerakan Pramuka kepada wujud dan fungsi utamanya yang bersifat dasar (back to basic), yakni sebagai lembaga pendidikan kader bangsa yang handal, yang memiliki semangat jiwa bela negara, patriot pembangunan dan perekat bangsa

Revitalisasi Gerakan Pramuka dapat dikaitkan pula sebagai bagian dari upaya penyempurnaan Sistem Pendidikan Nasional, yang keberhasilannya sangat bergantung kepada ketepatan penerapan langkah-langkah pendekatan edukatif serta pemantapan organisasi dan kepemimpinan kwartir di semua tingkatan. Berbagai pihak yang terkait dengan upaya revitalisasi Gerakan Pramuka diharapkan dapat berperan secara optimal sesuai kedudukan, peran dan tanggungjawabnya, sehingga dapat benar-benar dirasakan hasil dan manfaatnya bagi kepentingan seluruh anggota masyarakat.